Pengikut

Selasa, 16 Agustus 2011

Berita Baik atau Buruk

Temen2 harap baca dengan seksama pesan ini coba

pahami dengan baik... ini penting disebarluaskan ke

teman2 muslim yang lain bukan ancamannya, tetapi

kabarnya.. yang sangat penting.. Wallahu'alam bishawab...



======== KESAKSIAN AYI T.NURHAYATI === =====



Assalamu'alaiku m wr. wb



Ketiga kalinya sudah saya menerima Email Berita dari Masjid Nabawi ini. Pada saat menerima Email 'Berita dari Masjid Nabawi' yang pertama (kira-kira 2 tahun yll) saya tidak begitu merespon Surat tersebut, dan memang tidak ada kejadian luar biasa terjadi. Hanya pernah terjadi sekeluarga mengalami sakit yang sama silih berganti, dan itu terjadi hingga 2 - 3 kali.



(saya pikir ach sakit flue biasa......)

Kemudian Berita dari Masjid Nabawi yang ke 2, saya terima sekitar

Akhir tahun 2002 (tepatnya lupa) melalui sebuah milist dan kembali saya tidak merespon

dengan baik email tersebut, bahkan justru mengkritisi Berita Dari Masjid Nabawi

tersebut; bahwa percaya kepada surat tersebut bisa menjadi syirik karena baik dan

buruk kejadian yang kita alami ada ditangan Allah SWT. Kejadian aneh pertama

terjadi : Ada orang yang mengumpat- umpat membaca

coment saya tersebut....... .



Dalam hati timbul tanda tanya : 'Wah hebat juga tuh

Surat, baru dikomentari gitu aja udah diumpat dan diomeli

orang yang nggak dikenal.....' Dan beberapa waktu

kemudian musibah finansial menimpa saya, saya

kehilangan beberapa pekerjaan... dalam hati saya

ragu, apakah ini seperti yang disebutkan dalam Berita dari

Masjid Nabawi tsb, yakni : 'Sedangkan terhadap orang

yang menyepelekannya dan membuang surat ini, dia

mendapat musibah yang besar yaitu kehilangan sesuatu

harta/benda yang sangat dicintai dan disayanginya'

Dan malam ini saya menerima kembali Berita dari Masjid

Nabawi yang ke 3.Saya coba baca dengan seksama berita

tsb. Bagus juga isiberitanya, mengajak kepada kebaikan

dan menjauhi kemungkaran... Kenapa tidak saya coba untuk

sampaikan kepada yang lain? Yang jelas merupakan amal

yang baik telah menyampaikan berita ajakan kepada kebaikan, selebihnya

Wallahualam.... ...Allah- lah yang mengetahui segala kejadian...

Semoga Berkah dan Rahmat Allah SWT senantiasa

berlimpah kepada kita semua.



BERITA DARI MASJID NABAWI......

BERITA PENTING..

BERITA UNTUK UMMAT ISLAM DISELURUH

DUNIA.



SURAT INI DATANGNYA DARI SYECKH ACHMAD DI SAUDI ARABIA :



'AKU BERSUMPAH DENGAN NAMA ALLAH SWT DAN NABI MUHAMMAD SAW'

WASIAT UNTUK SELURUH UMMAT ISLAM DARI SYECKH ACHMAD SEORANG PENJAGAMAKAM RASULULLAH DI

MADINAH, YAITU DI MESJID NABAWI SAUDI ARABIA .



Pada malam tatkala hamba membaca Al'Quran di makam

Rasulullah, dan Hamba sampai tertidur, lalu hamba bermimpi.

Didalam mimpi hamba bertemu dengan Rasulullah

SAW, dan beliau berkata, 'didalam 60.000 orang yang

meninggal dunia, diantara bilangan itu tidak ada

seorangpun yang mati beriman, dikarenakan :



1. Seorang istri tidak lagi mendengar kata-kata suaminya

2. Orang yang kaya yangmampu, tidak lagi melambangkan atau

menimbangkan rasa belas kasih kepada orang-orang miskin.

3. Sudah banyak yang tidak berzakat, tidak berpuasa, tidak

sholat dan tidak menunaikan ibadah haji, padahal mereka-mereka ini

mampumelaksanakan.

4. Oleh sebab itu wahai Syechk Achmad engkau sabdakan

kepada semua ummat manusia di dunia supaya berbuat

kebajikan dan menyembah kepada Allah SWT.



Demikian pesan Rasulullah kepada hamba, Maka

berdasarkan pesan Rasulullah tersebut dan oleh karenanya

hamba berpesan kepada segenap Ummat Islam di

dunia :



* Bersalawatlah kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW.

* Janganlah bermalas-malasa n

untuk mengerjakan sholat 5(lima) waktu.

* Bershadaqoh dan berzakatlah dengan segera,

santuni anak - anak yatim piatu.

* Berpuasalah di bulan ramadhan serta kalau mampu

tunaikan segera ibadah haji.



PERHATIAN :

Bagi siapa saja yang membaca surat ini hendaklah menyalin/

mengcopynya untuk disampaikan orang-orang lain

yang beriman kepada hari penghabisan/ kiamat. Hari

kiamat akan segera tiba dan batu bintang akan terbit,

Al'Quran akan hilang dan matahari akan dekat diatas

kepala, saat itulah manusia akan panik.. Itulah akibat dari

kelakuan mereka yang selalu menuruti hawa nafsu dalam

jiwa.



Dan Barang siapa yang menyebarkan suratini

sebanyak 20 (dua puluh) lembar dan disebarkan kepada

teman-teman/ rekan-rekan anda atau Masyarakat Islam

sekitarnya, maka percayalah anda akan memperoleh setelah

dua minggu kemudian. Telah terbukti pada seorang

pengusaha di Bandung, setelah membaca dan

menyalinnya juga menyebarkan sebanyak 20

(dua puluh) lembar, maka dalam jangka waktu 2 (dua)

minggu kemudian, dia mendapat keuntungan yang

sangat luar biasa besarnya. Sedangkan terhadap orang

yang menyepelekannya dan membuang surat ini, Dia

mendapat musibah yang besar yaitu kehilangan sesuatu

harta/benda yang sangat dicintai dan disayanginya.



Perlu diingat kalau kita sengaja tidak memberitahukan suratini

kepada orang lain, maka tunggulah saatnya nasib apa

yang akan anda alami, dan jangan menyesal apabila

mendapat bencana secara tiba-tiba atau kerugian yang

sangat besar.. Sebaliknya, jika Anda segera

menyalin/mengco pynya dan menyebarkannya kepada

orang lain, maka anda akan mendapatkan keuntungan

besar atau rezeki yang tiada disangka-sangka .





Surat ini ditulis S.T. STAVIA sejak itu surat ini menjelajah dan mengelilingi dunia, dan

pada akhirnya sampai kepada Anda. Percayalah beberapa

hari lagi sesuatu akan datang kepada Anda dan keluarga

Anda,



KEJADIAN-KEJADI AN YANG TELAH TERBUKTI !



1. Tn. Mustafa mantan menteri Nasabah Malaysia, dipecat dari

jabatannya karena beliau lupa setelah menerima suratini,

tidak menyebarkannya, kemudian beliau ingat suratini,

lalu beliau menyalinnya dan Menyebarkannya sebanyak 20

lembar. Beberapa lama kemudian beliau dilantik

kembali menjadi menteri Kabinet.



2. Tn. Gojali mantan menteri Malaysia telah menerima surat

ini, kemudian beliau menyalinnya sebanyak 20 lembar dan menyebarkannya

dan beberapa hari kemudian beliau mendapat keuntungan

yang luar biasa besarnya... Dengan adanya kejadian-

kejadian tersebut diatas sebagai bukti, untuk itu saya

sarankan agar Anda tidak merahasiakannya , dan anda

segeralah menyebarkannya untuk teman-teman atau

rekan-rekan Anda. Tunggu kabar baik dalam waktu dua

minggu setelah Anda menyebarkan surat ini. Allah

SWT akan meridho'i niat baik Anda, selamat bertugas dan

berkarya.



Salam,

PENJAGA MAKAM RASULULLAH

SAW

Kamis, 26 Mei 2011

Wisuda 2011

langkah jejak terakhir kami rasakan bersama dari tahun pertama...
berbagai suka dan duka kami jalani bersama...
dalam jejak terakhir ini, berikan kami semua EUPHORIA, GLORY, and SUCCESS dengan jejak langkah terakhir yang kami rasakan selama ini...
langkah pasti menuju kedepan, dengan bangga memakai toga, langkah terakhir kami tandakan...
terikasih berserta syukur kepada Allah SWT.
terimakasih kepada orang tua...
terimakasih kepada keluargaku...
terimakasih kepada orang - orang yang selalu menemani suka duka
terimakasih kepada teman teman base camp TA... aku selalu sayang dengan kalian semua...

Selasa, 24 Mei 2011

PLC Simulation - Drink Machine

M.Tirta Bangun Sarheld JOB QUIZ
08 612 004 PLC LADSIM
DRINK MACHINE
Diskripsi kerja :
Drink machine akan berkerja apabila coin dimasukkan, sehingga pada saat coin masuk ke dalam kita dapat memilih jenis – jenis minuman dengan cara menekan tombol IP1, IP2, IP3 dan IP4.
1. Saat pertama coin dimasukkan, dengan mengenai sensor OP0.
2. Pada saat IP1 ditekan, maka OP1 berkerja membuka OP2 untuk Drink Cola.
3. Pada saat IP2 ditekan, maka OP1 berkerja membuka OP3 untuk Drink Lemon.
4. Pada saat IP3 ditekan, maka OP1 berkerja membuka OP4 untuk Drink Cherry.
5. Pada saat IP4 ditekan, maka OP1 berkerja membuka OP5 untuk Drink Lime.
6. Jika coin sudah ada didalam, IP5 sebagai tombol reject.




TWO-PULSE MIDPOINT CONVERTER M2CK, OHMIC LOAD

JUDULPRAKTIK : TWO-PULSE MIDPOINT CONVERTER M2CK, OHMIC LOAD
NAMA :Muh. Tirta Bangun Sarheld
NIM : 08 612 004
KELOMPOK : I
KELAS : 6 A/semester 6
WAKTU PRAKTIK : SELASA 23 MARET 2011

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2011

I. TEORI DASAR
OBJECTIVE :
Recording voltage and current time profiles.
Voltage and current measurements.
Determination of various characteristic data.

BASIC THEORY :
A. SCR (SILICON CONTROLLED RECTIFIER)
Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda, dan gate. SCR berbeda dengan dioda rectifier biasanya. SCR dibuat dari empat buah lapis dioda. SCR banyak digunakan pada suatu sirkuit elekronika karena lebih efisien dibandingkan komponen lainnya terutama pada pemakaian saklar elektronik.
SCR biasanya digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan tinggi karena SCR dapat dilewatkan tegangan dari 0 sampai 220 Volt tergantung pada spesifik dan tipe dari SCR tersebut. SCR tidak akan menghantar atau on, meskipun diberikan tegangan maju sampai pada tegangan breakovernya SCR tersebut dicapai (VBRF).
B. PENYEARAH GELOMBANG MENGGUNAKAN SCR
Perhatikan gambar 6-1 (a) dengan beban resistif. Selama setengah siklus positif dari tegangan masukan, anoda SCR relative positif terhadap katoda sehingga Sehingga disebut terbias maju. SCR akan disebut terbias mundur, dan dimatikan. Waktu setelah tegangan masukan mulai positif hingga SCR dinyalakan pada ωt = π disebut sudut delay atau penyalaan α.
Gambar 6-1 (b) memperlihatkan daerah operaasi dari converter, dengan tegangan dan arus keluaran memiliki polaritas tunggal. Gambar 6-1 (c) memperlihatkan gelombang tegangan masukan, tegangan keluaran, arus beban dan tegangan sepanjang SCR. Konverter ini tidak biasa digunakan pada aplikasi industri karena keluarannya memiliki ripple yang tinggi dan frekuensi ripple rendah. Jika fs merupakan frekuensi dari suplai masukan, komponen frekuensi terendah pada tegangan ripple keluaran akan fs juga.


C. PENYEARAH GELOMBANG SATU FASA
1. Konverter (half wave)
Penyearah setengah gelombang satu fasa, ditunjukan pada gambar berikut :



2. Converter penuh ( full wave)
Penyearah gelombang penuh satu fasa, ditunjukan pada gambar berikut :




Equipments:

1 DL 2605 SCR stack
1 DL 2613 Do power supply
1 DL 2614 Voltage reference generator
1 DL 2616 Two pulse control unit
1 DL 2626 Mains transformer
1 DL 2628 Super-fast fuses (3x6,3 A)
1 DL 2635 Universal load
1 DL 2643 Socket with shunts 1Ω
I DL 2109T3PV Moving iron voltmeter (125-250-500 V)
2 DL 2109 r33 True RMS meter
Dual-channel oscilloscope (preferred storage type)

Experiment procedure
Assemble the circuit according with the foregoing, topographic diagram. disregarding details
(a), (b) and (c) at first

1) Connections
• Connect the voltage reference generator DL, 2614 and the control unit DL2616 to the power supply +15 V/0/-15 V
• Connect the output Uo of voltage generator to input Uc of the control unit.
• Connect the terminals L/N (Usyn) of the control unit respectively to terminals 2V 1/2V3 or the mains transformer.
• Connect the pulse transformers 2 and 4 to gate/cathode circuit of the SCRs V2 and V1: socket marked with dot to the gate.

2) Basic settings
2.1) Voltage reterence generator DL 2614
EXT/INT switch on INT position.
(0/+10V)/(0/±10V) switch on (0/+10V ) position.
Setpoint potentiometer to 10 V.
2.2) Control ullit DL 2616.
Control angel αo , switch on 00 position.
"Pulse shape" switch on single pulse position.
Inhibit voltage UlINH= I5 V (open).

3) Voltage and current measurements

Supply the circuit and measure:
3.1) the rms value UV1 of the supply voltage by the voltmeter PI ;.
3.2) the average value UdAv and the rms value UdRms of the direct voltalge by the voltmeter P2;
3.3) the average value IT1AV,and the rms value IT1rms of the SCR Vi current by the ammeter P3;
3.4) the average value IdAy and the rms value Idrms of the direct current by the ammeter P4. Enter the measured value as a function of the gate angle a in 300 steps between 00and 1500 in the following table.
Another system is the use of phase shift α0 in the control unit:
1. Set α0 =00 and Uc=10V to obtain the firing angle α =00 and carry out the measurement.
2. Set now α0 = 300 to obtain the firing angle α = 300 and, for example, note down the IdRMS value.
3. Set again α0 = 00 and adjust Uc in to obtain IdRMS and now set again α0 = 300 in order to abtain the firing angle α = 600 note down IdRMS.
4. Set again α0 = 00 and adjust Uc in order to obtain IdRMS and now set again α0 = 300 in order to obtain the firing angle α = 900 and so on.









KESIMPULAN
• Untuk mendapatkan posisi penyulutan sebesar sudut α maka dibutuhkan pengaturan pada tegangan pulsa generator.
• Semakin besar tegangan pulsa generator maka akan berpengaruh, semakin kecil sudut penyulutannya pada SCR.

Main SCR

JUDUL PRAKTIK : MAIN SCR
N a m a : Muh. Tirta Bangun Sarheld
N I M : 08 612 004
Kelompok : VI A 1
Waktu Praktik : SELASA, 15 MARET 2011

PROGAM STUDI TEKNIK LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2010

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM LAB ELDA
JOB 1 MAIN SCR
DASAR TEORI
SCR (THYRISTOR)
Karakteristik SCR (Silicon Controlled Rectifier)
Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda, dan gate. SCR berbeda dengan dioda rectifier biasanya. SCR dibuat dari empat buah lapis dioda. SCR banyak digunakan pada suatu sirkuit elekronika karena lebih efisien dibandingkan komponen lainnya terutama pada pemakaian saklar elektronik.
SCR biasanya digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan tinggi karena SCR dapat dilewatkan tegangan dari 0 sampai 220 Volt tergantung pada spesifik dan tipe dari SCR tersebut. SCR tidak akan menghantar atau on, meskipun diberikan tegangan maju sampai pada tegangan breakovernya SCR tersebut dicapai (VBRF).
Satu-satunya cara untuk membuka (meng-off-kan) SCR adalah dengan mengurangi arus Triger (IT) dibawah arus penahan (ITT). SCR adalah thyristor yang uni directional,karena ketika terkonduksi hanya bisa melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Artinya, SCR aktif ketika gate-nya diberi polaritas positif dan antara anoda dan katodanya dibias maju. Dan ketika sumber yang masuk pada SCR adalah sumber AC, proses penyearahan akan berhenti saat siklus negatif terjadi.
Silicon Controlled Rectifier (SCR)
SCR hanyalah sebuah penyearah konvensional dikendalikan oleh sinyal gerbang.
Rangkaian utama adalah sebuah penyearah, namun penerapan tegangan maju tidak cukup untuk konduksi.
Sebuah sinyal kontrol gerbang penyearah konduksi.

SCR Operation
-Anoda-katoda memiliki ketahanan maju rendah dan reverse resistensi tinggi.
 -Ini dikendalikan dari keadaan off resistansi tinggi beata resistansi rendah dengan sinyal diterapkan pada ketiga terminal, gerbang.
 -Setelah diaktifkan tetap pada penghapusan bahkan setelah sinyal gerbang, selama arus minimum, saat memegang, Ih, dijaga dalam utama atau penyearah sirkuit.
 -Untuk mematikan sebuah SCR anoda-katoda saat ini harus dikurangi menjadi kurang dari penyelenggaraan sekarang, Ih.

Simple DC Circuit

Simple AC Circuit

Non Ideal Characteristics


SCR Forward Direction
- Dalam arah maju dengan pintu terbuka, SCR tetap pada dasarnya dalam kondisi off sampai tegangan breakover maju tercapai.
- ada kebocoran arus kecil maju
- Pada saat itu kurva terpasang kembali ke khas karakteristik penyearah maju.
SCR Gate Signal
- Penerapan tegangan ke depan gerbang kecil memindahkan SCR.
- SCR juga dapat diaktifkan dengan melebihi breakover tegangan maju, namun demikian hal ini biasanya dianggap sebagai keterbatasan desain dan switching biasanya dikendalikan dengan gerbang voltase.
Dynamic Characteristics



Limitations
- Keterbatasan SCR adalah tingkat kenaikan tegangan terhadap waktu, dV / dt.
- Tingkat kenaikan besar tegangan rangkaian dapat memicu sebuah SCR ke konduksi.
-Sebagian besar aplikasi SCR dalam switching power, fase kontrol, helikopter, dan sirkuit inverter.


SCR Commutation Methods
komutasi: - Alam
- Paksa:
• Self pergantian
• Impulse
• Resonant Pulse
• Komplemen
• Eksternal Load sisi
• Line-sisi

SCR UTAMA
Tujuan:
Mengukur karakteristik pada keadaan-SCR utama rangkaian SCR dengan sirkuit turn-sering.
Peralatan:
1 DL 2611 Jembatan penyearah tiga-fasa 1 DL 2612 SCR dengan turn-off circuit
1 DL 2613 DC power supply
1 DL 2614 Tegangan referensi generator 1 DL 2626 transformator listrik
1 DL 2627 Kapasitor
1 DL 2628 Super-cepat sekering (3x6.3 A)
1 DL 2635 Universal beban
2 DL 2109T33 True rms meter
Circuit diagram

Prosedur Percobaan
Pasang sirkuit diagram sesuai topografi di atas dengan resistor beban 300 Q ..

1) Sambungan
Hubungkan generator tegangan referensi DL 2614 ke catu daya 15 V/0/- 1 5V, Hubungkan output UO generator tegangan gerbang SCR dan 0 V untuk katoda.
2) Pengaturan Dasar
2.1) Tegangan referensi generator DL 2614
EXT / INT mengaktifkan posisi INT.
(0 / ± 10V) / (0 / ± 10V) menghidupkan (0 / 10 V) posisi. Setpoint potensiometer ke 0 V. 2.2) Lead
Untuk mengatur kondisi kerja yang berbeda itu perlu untuk membuat hubungan yang cocok memimpin positif dan resistansi beban, seperti ditunjukkan pada gambar berikut,

Kami menyarankan untuk memutuskan sambungan tegangan listrik sebelum membuat perubahan pada sirkuit beban.
2,3) Meter
Set AV / AC + DC pengukuran untuk voltmeter ammeter PI dan P2. Voltmeter P 1: kisaran berukuran 300 V.
Ammeter P2: rentang pengukuran 3 A (1 A).
DL DCA 203,1 DeLorenzo
3) Supply sirkuit: voltmeter indikasi P1 adalah 120 V tentang sejak SCR ini batal .

Mengatur tegangan v0, untuk api SCR utama (UO = 2,5 ÷ 3 V): voltmeter indikasi P1 hampir nol sedangkan P2 ammeter menunjukkan saat ini mengalir.
4) Tegangan dan arus pengukuran
Mengukur:
4.1) UT tersebut. tegangan antara anoda dan katoda dari SCR utama oleh voltmeter P1. Menetapkan jangkauan ukur 3 V.
4.2) TI saat ini SCR utama oleh ammeter P2.
Masukkan nilai yang terukur untuk resistensi beban disarankan dalam tabel berikut dan menghitung Pon, daya yang hilang pada perangkat selama suite-on.

R(Ω) 300 200 100 50 33
UT(V) 0,818 0,827 0,839 0,88 0,915
IT (A) 0,377 0,56 1,1 2,06 2,9
Poff = UT*IT (W) 0,308 0,463 0,922 1,812 2,653



Karakteristik TI = f (UT) dari SCR utama.



Kesimpulan
Dari data di atas, kita dapat mengetahui karakteristik kerja dari SCR. Yaitu dengan mengatur tegangan UT (Volt) di naikan secara perlahan maka menyebabkan pemutusan pada Rangkaian tersebut dan nilai Arusnya terbaca.
SCR akan menghantar jika pada terminal gate diberi pemicuan yang berupa arus dengan tegangan positip dan SCR akan tetap on bila arus yang mengalir pada SCR lebih besar dari arus

Sabtu, 16 April 2011

Heat recovery steam generator



Simak
Baca secara fonetik

Dikemas HRSGs.
Dikemas HRSGs dirancang untuk dikirim sebagai unit dirakit secara lengkap dari pabrik. Mereka dapat digunakan dalam panas limbah atau turbin (biasanya di bawah 20 MW) aplikasi. The HRSG dikemas dapat memiliki tungku air pendingin yang memungkinkan untuk menembak tambahan yang lebih tinggi dan efisiensi lebih baik secara keseluruhan.

Variasi.
Beberapa HRSGs termasuk menembak tambahan, atau saluran. Burner tambahan ini memberikan energi tambahan ke HRSG, yang menghasilkan uap lebih dan karenanya meningkatkan output dari turbin uap. Umumnya, menembak duktus menyediakan output listrik pada biaya modal yang lebih rendah. Oleh karena itu sering digunakan untuk operasi puncak.

HRSGs juga dapat memiliki katup pengalir untuk mengatur dalam aliran masuk ke HRSG tersebut. Hal ini memungkinkan turbin gas untuk terus beroperasi bila tidak ada permintaan uap atau jika HRSG perlu diambil offline.

Kontrol emisi mungkin juga terletak di HRSG tersebut. Beberapa mungkin berisi sistem Selective Catalytic Reduction untuk mengurangi oksida nitrogen (penyumbang besar untuk pembentukan asap dan hujan asam) dan / atau katalis untuk menghilangkan karbon monoksida. Dimasukkannya sebuah SCR efek dramatis tata letak HRSG tersebut. Katalis NOx melakukan yang terbaik dalam suhu antara 650 ° F (340 ° C) dan 750 ° F (400 ° C). Hal ini biasanya berarti bahwa bagian evaporator dari HRSG harus dibagi dan SCR ditempatkan di antara dua bagian. Beberapa suhu rendah NOx katalis baru-baru ini datang ke pasar yang memungkinkan untuk SCR yang akan ditempatkan di antara Evaporator dan bagian Economizer (350 ° F - 500 ° F (175 ° C - 260 ° C)).

Sekali-Melalui Generator Uap.(OTSG).
Jenis khusus dari HRSG tanpa drum boiler adalah Setelah Melalui Uap Generator. Dalam desain ini, air umpan masuk mengikuti jalan terus menerus tanpa bagian segmented untuk economizers, evaporator dan superheaters. Ini memberikan tingkat fleksibilitas yang tinggi sebagai bagian yang diizinkan untuk tumbuh atau kontrak berdasarkan beban panas yang diterima dari turbin gas. Tidak adanya drum memungkinkan untuk perubahan cepat dalam produksi uap dan variabel yang lebih sedikit untuk mengendalikan, dan sangat ideal untuk bersepeda dan pengoperasian beban dasar.

Aplikasi.
* Panas pemulihan dapat digunakan secara luas dalam proyek-proyek energi.
* Di wilayah Teluk Persia yang kaya energi, uap dari HRSG ini digunakan untuk tanaman desalinasi.
Universitas * adalah kandidat ideal untuk HRSG aplikasi. Mereka dapat menggunakan turbin gas untuk menghasilkan listrik keandalan yang tinggi untuk penggunaan kampus. The HRSG dapat memulihkan panas dari turbin gas untuk menghasilkan uap / air panas untuk district heating atau pendinginan.
* kapal laut besar (misalnya Emma Maersk) memanfaatkan kembali panas

Senin, 11 April 2011

Over Voltage Under Voltage

LAPORAN
LABORATORIUM SISTEM PROTEKSI
TEKNIK ELEKTRO
OVERVOLTAGE AND UNDERVOLTAGE
TIME – LAG RELAY



















OLEH :

NAMA / NIM : 1. Muh. Tirta Bangun Sarheld

SEMESTER : 6 A
KELOMPOK : D-4
TANGGAL : 21 APRIL 2010

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2009




JOB
OVERVOLTAGE AND UNDERVOLTAGE
TIME – LAG RELAY

I . TUJUAN PERCOBAAN
 Menyelidiki perilaku rele terhadap keadaan tegangan lebih dan tegangan kurang untuk seting-seting yang berbeda .
 Menentukan reset ratio.
 Mengukur penundaan ( keterlambatan ) waku operasi , pengaturan waktu operasi dan konsumsi daya.
 Mendemonstrasikan suatu pemutusan rangkaian dengan menggunakan rele tegangan lebih dan rele tegangan kurang .
II . TEORI DASAR
 Rele Tegangan
Rele tegangan adalah jenis rele proteksi yang bekerja dengan besaran ukuran tegangan listrik . Rele jenis ini terdiri dari dua macam yaitu rele tegangan lebih dan rele tegangan kurang .
 Rele Tegangan Lebih
Rele tegangan lebih adalah rele yang berfungsi untuk mendeteksi gangguan tegangan lebih . Rele akan bekerja ketika tegangan yang terjadi melampaui harga tegangan nominal dari peralatan yang dilindungi . Setiap peralatan listrik mempunyai kemampuan yang terbatas terhadap besaran tegangan . Peralatan akan bekerja dengan baik hanya apabila tegangan yang diberikan sesuai dengan tegangan nominalnya . Apabila tegangan yang terjadi lebih besar dari tegangan nominal peralatan maka pada peralatan tersebut dapat terjadi gangguan hubung singkat yang akan menimbulkan arus yang berlebihan terutama terhadap peralatan-peralatan yang sensitive terhadap tegangan . Karena itu penggunaan proteksi tegangan lebih sangat diperlukan guna menjamin keselamatan peralatan tersebut .



 Rele Tegangan Kurang
Rele tegangan kurang adalah rele yang berfungsi untuk mendeteksi terjadinya keadaan tegangan kurang . Keadaan tegangan kurang pada suatu peralatan listrik dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan tersebut terutama pada mesin-mesin listrik yang bergerak . Penggunaan rele tegangan kurang dapat menghindari kerusakan peralatan akibat terjadinya tegangan kurang .

III . DATA PERCOBAAN
 Percobaan Rele Tegangan Kurang
Tabel I.1 Data Rele Tegangan Kurang Dengan UN – 10 %
Pengaturan harga operasi ( Rele Tegangn Kurang ) 0,95
Nilai Tegangan Operasi Terukur ( V ) 355
Nilai Tegangan Pelepasan Terukur ( V ) 365






 Tabel I.2 Data Rele Tegangan Kurang Dengan UN – 10 %
Pengaturan harga operasi ( Rele Tegangn Kurang ) 0,91
Nilai Tegangan Operasi Terukur ( V ) 330
Nilai Tegangan Pelepasan Terukur ( V ) 355














 Percobaan Rele Tegangan Lebih
Tabel I.3 Data Rele Tegangan Lebih Dengan UN + 5 %
Pengaturan harga operasi ( Rele Tegangn Lebih ) 1,05
Nilai Tegangan Operasi Terukur ( V ) 390
Nilai Tegangan Pelepasan Terukur ( V ) 375






 Tabel I.4 Data Rele Tegangan Lebih Dengan UN + 5 %
Pengaturan harga operasi ( Rele Tegangn Lebih ) 1,07
Nilai Tegangan Operasi Terukur ( V ) 415
Nilai Tegangan Pelepasan Terukur ( V ) 390






 Pengukuran Pemakaian Daya :
Tabel I.5 Data Pengukuran Pemakaian Daya
U ( V ) I ( mA ) S ( VA )


 Pengukuran Waktu Operasi
Tabel I.6 Data Pengukuran Waktu Operasi
Setting t ( s ) 0,5 1 2 3 4 5
Terukur t ( s ) 0,83 1,35 2,33 3,31 4,18 5,11









IV . JAWABAN PERTANYAAN
1. Reset Ratio untuk Tegangan Kurang dan Tegangan Lebih
Tegangan Kurang dengan UN – 10 % , Pengatutan harga operasi 0,95.
Reset Ratio = Nilai Tegangan Operasi
Nilai Tegangan Operasi
= 355
365
= 0,97
Tegangan Kurang dengan UN – 10 % , Pengatutan harga operasi 0,91
Reset Ratio = Nilai Tegangan Operasi
Nilai Tegangan Operasi
= 330
355
= 0,92
Tegangan Lebih dengan UN + 5 % , Pengatutan harga operasi 1,05 .
Reset Ratio = Nilai Tegangan Operasi
Nilai Tegangan Operasi
= 390
375
= 1,04
Tegangan Lebih dengan UN + 5 % , Pengatutan harga operasi 1,07 .
Reset Ratio = Nilai Tegangan Operasi
Nilai Tegangan Operasi
= 415
390
= 1,06




2. Analisis Percobaan 1.4.3.
Pada percobaan 1.4.3. kami tidak mandapatkan hasil pengukuran arus rele karena berubah-ubah pada tegangan sumber.
3. Analisis Percobaan 1.4.4.
Pada percobaan 1.4.4. adanya selisih perbandingan waktu setting dengan data yang terukur dengan pengukuran waktu operasi
4. Aplikasi / Pemakaian rele tegangan kurang dan tegangan lebih adalah pada pembangkit tenaga listrik yaitu pada out put generator . Rele akan bekerja bila tegangan melebihi tegangan nominal output generator dan rele akan bekerja bila tegangan kurang dari tegangan nominal out put generator .

V . KESIMPULAN
Dengan melakukan praktek ini kita dapat mengetahui perilaku rele terhadap tegangan lebih dan tegangan kurang , dengan adanya data percobaan kita dapat menentukan reset ratio ( perbandingan antara tegangan operasi dan tegangan pelepasan rele terhadap tegangan lebih dan tegangan kurang ) .

Minggu, 10 April 2011

Sistem Penangkal Petir

Terjadinya Petir
Petir merupakan gejala listrik. Bila terjadi proses kondensi di angkasa dan udara naik ke atas pada kecepatan angin tertentu akan melahirkan titik2 air yang bergesekan dan menimbulkan muatan 2 listrik.
Kumulasi muatan listrik yang besar akan melahirkan medan listrik baik bagi kumulasi electron maupun kumulasi proton.
Bumi memiliki jumlah besar electron maupun proton dan terjadilah medan listrik yang saling tarik menarik untuk mencapai keseimbangan.
Petir pada dasarnya merupakan loncatan listrik dari awan2 yang bermuatan ke bumi, dan benda2 yang berada dipermukaan bumi berfungsi sebagai penghantar muatan listrik ke tanah.
Namun, kilat atau sambaran petir bisa terjadi antara awan dengan awan atau awan dengan bumi.
Sambaran petir mempunyai kemampuan merusak yang sangat berat dan merugikan bagi obyek2 dibumi :
- Merusak secara mekanik berupa hancurnya bangunan2 tinggi maupun bangunan 2 rendah
- Meledakkan, membakar dan memanaskan pada pada tangki minyak atau gas maupun bahan peledak serta kebakaran hutan
- Menyebabkan tegangan induksi pada obyek sekitar karena menamcarkan medan listrik dan medan magnaet yang dapat merusak perangkat elektronik baik diluar maupun sidalam gedung.
- Kematian atau cedera manusia atau makhluk hidup secara mengerikan.

Akibat yang ditimbulkan Petir
Akibat elektrikal : terjadinya arus listrik berkekeuatan tinggi dapat mencapai ribuan ampere
Akibat Thermal : terjadinya panas sehingga dapat membakar benda2 yang terkena petir. (pohon hangus)
Akibat Mekanikal : Terjadinya pergeseran atau pergerakan benda2 yang dilalui arus listrik akibat getaran., ledakan atau pemuaian.

Daerah Sambaran Petir
1. Daerah yang basah dan berair (airadalah penghantar listrik yang baik)
2. Daerah yang terbuka
3. Pohon yang tinggi
4. Bangunan tingi maupun rendah
5. Tiang listrik (teg tinggi, menengah atau rendah)
6. Gardu2 distribusi listrik

Sistem Penangkal Petir
Sistem Franklin (system Konvensional)
Sebuah batang yang runcing dari bahan cooper spit yang dipasang pada paling atas bangunan, dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda tanah (mencapai permukaan air )
Daerah yang dilindungi sari sambaran petir berbentuk segitiga kerucut dengan ujung penyalur petir pada puncaknya. Disistem ini hanya menggunakan sebuah spit pengangkal petir yang dipasang pada tempat tertinggi.

Sistem Faraday (sangkar faraday)
Pada prinsipnya seperti franklin tetapi dibuat memanjang atau berbentuk sangkar sehingga jangkauan lebih luas. Sistem ini dipakai pada bangunan yang punya atap yang luas. Dalam satu bangunan menggunakan lebih dari 4 spit sebagai penangkal petir.

Sistem Radio Aktif
Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi.
Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir.
Alatnya disebut Preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion dengan menggunakan bahan radio aktif. Keseluruhan kebocoran pada alat ini dapat mengakibatkan radiasi. Oleh karena itu, alat ini dilararang.
Sebagai gantinya ada system penangkal petir model Energi Froide (electrostatic Field) atau yang terkenal dengan EF.
EF Lightning Protection System
merupakan system penangkal petir modern. Ada 3 prinsip yang sangat penting dimiliki oleh EF :
Penyaluran arus petir yang sangat kedap atau tertutup terhadap obyek sekitar dengan menggunakan terminal penerima dan kabel penghantar khusus yang memiliki sifat isolasi tegangan tinggi
Menciptakan electron bebas awal yang besar sebagai streamer emission pada bagian puncak dari system terminal
Penggabungan EF Terminal dengan EF Carier yang memiliki isolasi tegangan tinggi memberikan jaminan keamanan terhadap obyek yang dilindungi.
Sistem penangkal petir ini terbagi dalam 2 yaitun EF Terminal yang diletakkan dipuncak bangunan sebagai penangkal petir dan EF Carier (kabel Penghantar ) yang masuk kedalam tanah.
Tugas:
Buat Paper tentang system penangkal petir yang lengkap mulai dari system faraday, franklin dan radioaktif (dengan penggantinya EF) dilengkapi dengan gambar penjelasnya serta penerapan pada bangunan.
Materi dapat diambil di buku referensi, brosur, nara sumber atau internet (cantumkan sumbernya)
Tugas dikerjakan berkelompok (cari pasangan sendiri, maksimal 8 mahasiswa)
Tugas dikirim via email ke zukawi@gmail.com dengan Subyek : Utilitas
Sedangkan file tugas dalam bentuk word, Arial 11, spasi 1 (di attachment)
Untuk S1 Reguler dikumpulkan paling lambat 17 Maret 2008, untuk S1 Ekstensi dikumpulkan paling lambat 18 Maret 2008
Jangan lupa untuk mengisi presensi kuliah di pengajaran.

Transformator

INSTALASI LISTRIK D3
DISTRIBUSI 20 kV


BAB I
1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK

Listrik merupakan bentuk energi yang paling cocok dan nyaman bagi manusia modern. Tanpa listrik infrastruktur masyarakat sekarang tidak akan menyenangkan. Contoh nyata dalam bidang industri, sebagian besar tenaga penggerak untuk proses produksi digunakan energi listrik, perkantoran, perhotelan, pasar swalayan dan juga perumahan tidak terlepas dari kebutuhan energi listrik yang kian tahun semakin bertambah besar.
Makin bertambahnya konsumsi listrik perkapita diseluruh dunia, ini menunjukkan kenaikan standar kehidupan manusia. Pemanfaatan secara optimum bentuk energi ini oleh masyarakat dapat dibantu dengan system distribusi yang efektif.
Secara umum perlu kita tinjau dahulu system tenaga listrik, seperti diagram segaris yang diperlihatkan pada gambar berikut.





Perbedaan antara system transmisi dan system distribusi adalah tergantung dari pada fungsinya. Dimana fungsi dari system transmisi adalah membawa tenaga listrik dari Pusat Pembangit Tenaga Listrik ke pusat-pusat beban (load Centre). Sedangkan fungsi dari System Distribusi adalah menyampaikan tenaga listrik dari Gardu Induk ke konsumen/Pemakai.

1. 2. SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 kV
Sistem Distribusi secara umum dapat dlihat pada gambar berikut ini :











Sistem Distribusi seperti diatas disebut Sistem Radial, dimana hal ini dapat pula berbentuk rangkaian tertutup (Loop) dan Jaring-jaring (Mesh).
Saluran distribusi ini dapat berupa :
a. Under ground cable (kabel bawah tanah)
b. Aerial cable (kabel udara)
c. Over head open wire conductor (Saluran udara dengan kawat)

Sistem pengaman yang dipakai dalam jaringan distribusi umumnya adalah; pengaman terhadap Over Current (phase-phase foult) dan Ground Foult. Selain itu digunakan juga Kawat Tanah (Ground Wire) sebagai pengaman terhadap sambaran langsung oleh petir, dan Arrester untuk mengantisipasi gangguan induksi petir.
Sedangkan tegangan distribusi primer yang umum ada di Indonesia adalah 6 kV dan 20 kV. Penempatan system distribusi (distribution plant) menduduki peran yang paling penting di dalam suatu system penyaluran tenaga listrik. Dan didalam keberhasilan system distribusi dapat terjamin bila dipenuhinya beberapa persyaratan yang antara lain mengenai :
a. Kontinuitas pelayanan / Reliability
b. Flexibilitas terhadap pertumbuhan beban
Hanya disayangkan, bahwa tidak satupun dari system distribusi yang dapat digunakan betul-betul ekonomis dari seluruh keadaan beban. Hal ini disebabkan karena adanya :
a. Perbedaan kerapatan beban
b. Keadaan penempatan beban
c. Kondisi / keadaan setempat
Untuk keadaan beban yang berbea-beda, atau bahkan perbedaan bagian-bagian dari pada beban dengan kondisi yang sama, maka system distribusi akan lebih berhasil bila digunakan bentuk system distribusi yang berbeda-beda, yang disesuaikan dengan keadaan beban.
Dengan memperatikan keadaan-keadan diatas, maka system distribusi ini akan memberikan pelayanan dengan variasi tegangan yang minimum dan memperkecil kemungkinan terjadinya Outage (pemutusan/pemadaman), yang disebabkan oleh adanya gangguan, maka akan memperpendek umur dari peralatan.
Biaya system secara keseluruhan, termasuk kontruksi, operasi dan pemeliharaan, kemungkinan akan rendah dengan adanya kualitas pelayanan yang baik terhadap beban.
Sistem yang demikian akan lebih flexible di dalam mengikuti perkembangan beban (dalam batas-batas pertambahan yang tidak begiu besar), dan dalam hal ini akan terbentur pada masalah biaya dari kondisi beban, dimana dikehendaki jumlah penambahan dan biaya yang minimum. Flexibilitas ini dapat diijinkan, apabila kapasitas system masih dapat memenuhi guna menanggung beban yang sesungguhnya.
Seperti apa yang telah diterangkan diatas, bahwa suatu system distribusi akan berhasil bila digunakan bentuk (tipe) system distribusi yang berbeda-beda, yang disesuaikan terutama dengan keadaan beban maupun dengan hal-hal lainnya yang ikut mempengaruhi system. Tentunya di dalam memilih tipe system distribusi yang berbeda-beda tersebut, tidak terlepas dari persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhinya, yaitu :
1. Kontinuitas pelayanan yang tidak jelek
2. Keandalan yang cukup tinggi
3. Variasi tegangan yang kecil
4. Biaya investasi yang relative rendah
5. Voltage drop sekecil mungkin

2. TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20kV
Pada system saluran distribusi primer, tegangan system adalah 20 kV yang terbentang sepanjang konsentrasi beban. Agar tenaga listrik dapat dinikmati pelanggan, maka diperlukan sambungan trafo distribusi dimana tegangan pada sisi sekunder dapat langsung digunakan untuk mensuplai beban.
Ada tiga macam jenis pelanggan yang utama yaitu :
a. Pelanggan dengan menggunakan tegangan tinggi 70 kV
Pelanggan jenis ini adalah pelanggan yang memerlukan daya yang sangat besar
b. Pelanggan dengan menggunakan tegangan menengah 20 kV
Pelanggan jenis ini adalah pelanggan yang memerlukan daya yang cukup besar/menengah
c. Pelanggan dengan menggunakan tegangan rendah 380/220 V
Pelanggan jenis ini adalah pelanggan yang memerlukan daya yang kecil
Sedangkan jika dilihat dari sisi beban hanya ada dua jenis tegangan yang digunakan yaitu :
a. Beban dengan suplai tegangan menengah seperti ; 3,3 kV, 6,6 kV dan 11 kV ( sistem tiga fase).
b. Beban dengan suplai tegangan rendah seperti ; satu fase220 V, dan tiga fase 380 V



2. 1. Gambar Transformator Distribusi





Primere





Skunder siri




























2. 2. Data Spesifikasi Teknis

No Spesifikasi Besaran Satuan
1 Daya 400 kVA
2 Tegangan 20 / 400 kV / Volt
3 Arus 700 Amp
4 Frekuensi 50 Hz
4 Impedansi 150 Ohm
5 Hubungan Kumparan Delta-Bintang
6 Kelas Isolasi F
7 Ambein Temperatur 20 0C
8 Pendingin Ganda ONAN
9 Type/Jenis Out / In Door B2 / B1
10 Isolator Bushing - Elasthimol
11 Tap charger Pengaturan tegangan




2. 3. Daya Transformator

Kapasitas atau daya transformator adalah kemampuan sebuah transformator dalam menanggung beban yang ditanggungnya, dimana dalam menanggung beban sebuah transformator kurang atau sama dengan besaran daya yang tercantum pada name plate sedangkan untuk besaran-besaran lainnya harus sesuai dengan spesifikasi data.
Spesisifiksi atau data teknis merupakan ukuran yang mendasari pembuatan sebuah peralatan yang tidak boleh terlampaui. Begitu juga pada sebuah transformator agar dalam pemakaian dapat berfungsi dengan baik dan bertahan lama, maka data teknis merupakan ukuran-ukuran yang dapat digunakan sebagai acuan pemakaiannya.
Ketentuan untuk pemakaian daya transformator maksimum 100 persen (100%), agar daya transformator tidak terlampaui dalam pemakaiannya, maka harus diperhatikan besaran pemutus daya yang digunakan.
Daya :





Pemutus daya :






3. PEMASANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Pemasangan transformator distribusi (Gardu distribusi) ada beberapa macam yang tergantung besaran /daya trafo dan juga kondisi dimana trafo akan ditempatkan.

3. 1. Pemasangan di Luar
Transformator dapat dipasang di luar dengan salah satu cara adalah sebagai berikut :
a) PEMASANGAN PADA TIANG TUNGGAL/ LANGSUNG
Cara ini dilakukan dengan pemasangan trafo langsung diklem pada tiang. Cara ini cukup baik untuk transformator dengan ukuran daya kecil sampai 25 kVA.

b) PEMASANGAN PADA TIANG H
Transformator dipasang dengan dudukan lengan silang yang dipasang diantara dua tiang dandiikat erat. Cara ini cocok untuk transformator dengan kapasitas daya sampai 200 kVA

c) PEMASANGAN PADA PLATFORM
Sebuah platform dibuat pada suatu struktur yang terdir dari emapt tiang untuk menempatkan transformator. Cara ini dianjurkan bagi tempat-tempat yang berbahaya bila menempatkan transformator diatas tanah, umumnya kapasitas daya transformator diatas 200 kVA.
Sistem diagram satu garis untuk instalasi pemasangan transformator distribusi diatas tiang dapat dilihat pada gambar 2.1



Cara ini cocok untuk semua ukuran transformator. Permukaan lantai harus lebih tinggi dari sekelilingnya guna mengatasi banjir.Sebaiknya dibuat pondasi dari beton.
Jika sejumlah transformator ditempatkan berdekatan sekali, harus dibuat dinding pemisah yang tahan api untuk mengurangi kerusakan yang timbul jika terjadi kecelakaan atas salah satu transformator tersebut.
Disekeliling transformator yang dipasang di lantai harus direncanakan adanya aliran udara bebas pada semua transformator. Jika mungkin, transformator yang dipasang diluar harus dilindungi terhadap sinar matahari secara langsung. Hal ini akan meningkatkan umur cat dan juga memperpanjang umur trasnformator.
Untuk menjaga agar tidak terjadi gerakan jika ada badai roda-roda transformator harus diganjal sesudah dipasang ditempat yang tetap.

3. 2. PEMASANGAN DALAM
Bangunan untuk rumah transformator harus cukup luas agar dapat bebas masuk dari setiap sisi dan cukup tinggi agar dapat membuka transformator tersebut. Jarak minimum berikut ini dari sisi dinding dianggap cukup memuaskan.
Tabel 2.1 Jarak antara Transformator dengan dinding
ARAH Jarak minimum dari sisi dinding (m)
Dinding pada satu sisi saja 1,25
Dinding pada dua sisi 0,75
Dinding pada tiga sisi 1,00
Dinding pada empat sisi (sepeti dalam ruang tertutup) 1,25

Jalan dan pintu harus cukup lebar sehingga transformator yang paling besar dapat dengan mudah dipindahkaan untuk perbaikan dan lain-lain. Transformator yang terpasang di dalam ruangan harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik, karena hal ini sangat vital.
Aliran bebas pada semua sisi transformator dan di dalam gedung harus terjamin. Lubang Ventilasi masukan harus ditempatkan sedekat mungkin dari lantai, sedangkan lubang ventilasi keluaran udara setinggi mungkin agar udara panas dapat keluar.
Menurut aturan ibu jari, luas ventilasi untuk pembuang paling sedikit totalnya per meter persegi dan satu meter persegi untuk ventilasi pemasukan udara, bagi setiap transformator 1000 kVA. Bila hal ini tidak mungkin, harus digunakan kipas angina untuk memaksa aliran udara dalam ruang bersirkulasi. Lubang ventilasi masuk dan keluar udara harus dilindungi terhadap percikan air hujan, burung dan lain-lain (ditutup dengan kawat kasa). Transformator jenis “dry resin encapsulated” lebih cocok digunakan untuk daerah pemukiman. Dan transformator minyak tidak boleh diletakkan di tempat yang lembab.
Sistem diagram satu garis untuk instalasi pemasangan transformator distribusi dibawah/diatas tanah dapat dilihat pada gambar 2.2





3. 3. PERALATAN INSTALASI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Peralatan atau komponen yang digunakan pada instalasi transformator distribusi untuk pasangan diatas tiang (tiang tunggal, ganda, dan platform), jika dibandingkan dengan pasangan dibawah/diatas tanah (untuk pasangan luar maupun dalam) terdapat perbedaan yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) PASANGAN DIATAS
Untuk trasformator distribusi yang dipasang diatas peralatan/komponen utama yang digunakan umumnya adalah sebagai berikut :
1) Penghantar kawat
2) Lightning Arrester
3) Cut Out Fused
4) Transformator daya (step down)
5) Kabel tegangan rendah 0,6 / 1 kV
6) Panel distribusi utama / LV-MDP
7) Sistem pentanahan











b) PASANGAN DIBAWAH
Untuk transformator distribusi yang dipasang diatas tanah peralatan/komponen utama yang digunakan umumnya adalah sebagai berikut :
1) Penghantar kawat
2) Kabel tegangan menengah 12 / 18 kV
3) Lightning Arrester
4) Cut Out Fused
5) Medium Voltage Cubicle (Incoming, Metering dan Outgoing)
6) Transformator daya (step down)
7) Kabel tegangan rendah 0,6/1 kV
8) Panel distribusi utama / LV-MDP









4. CONDUCTOR
Penghantar/konduktor adalah salah satu komponen utama peralatan instalasi listrik, yang berperan untuk menyalurkan arus dari satu bagian ke bagian lain dan juga untuk menghubungkan bagian-bagian yang dirancang bertegangan yang sama.
Bahan konduktor yang paling umum digunakan adalah tembaga dan aluminium. Dilihat dari jenis bahan isolasi yang digunakan, konduktor terdiri dari dua jenis, yaitu konduktor atau kawat telanjang dan konduktor berisolasi atau kabel.

a) KAWAT
Konduktor telanjang pada umumnya terbuat dari bahan tembaga, aluminium, dan aluminium campuran. Untuk system distribusi yang umumnya digunakan ; All- Aluminium- Conductor (AAC), All- Aluminium- Alloy- Conductor (AAAC), Aluminium Conductor Steel Reinforced (ACSR), dan Aluminium Conductor Alloy Reinforced (ACAR).
Bentuk konduktor tersebut dapat ditunjukkan pda gambar 2.4


b) KABEL
Pada gambar 2.5 ditunjukkan penampang kontruksi kabel tiga fase. Bagian utama suatu kabel adalah inti atau konduktor, bahan isolasi, bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pelindung beban mekanik dan selubung pelindung luar, semua bahan tersebut harus membentuk suatu kontruksi yang membuat kabel fleksibel dan meskipun fleksibel tetap memiliki kekuatan mekanis yang memadai.
Kabel tegangan tinggi pada umumnya berinti tunggal dan berinti tiga, bahannya terbuat dari pilihan urat tembaga atau aluminium. Bentuk penampangnya tidak berupa lingkaran/bulat tetapi dibuat berbentuk sektoral agar dengan diameter luar yang tetap diperoleh luas penampan inti yang lebih besar. Atau dengan luas penampang inti yang tetap diperoleh diameter luar yang lebih kecil, juga menghilangkan adanya celah antara urat inti.



4. 1. BAHAN ISOLASI KABEL
Bahan isolasi harus memiliki siafat-sifat dielektris yang penting untuk yaitu sebagai berikut :
a) Tahanan isolasi yang tinggi
b) Kekuatan dielektrik yang tinggi
c) Sifat mekanis yang baik, misalnya liat dan elastis
d) Tidak bereaksi terhadap asam dan alkali pada suhu kerja
e) Tidak mengisap lembab atau digunakan penutup kedap air
f) Tidak terlalu mahal dan mudah dikerjakan dipabrik dan di lapangan
4. 2. ISOLASI SINTETIS
a) ISOLASI KERTAS
Sampai saat ini, kertas yang dicelup minyak merupakan jenis isolasi yang terbanyak dipakai pada kabel-kabel tegangan tinggi. Pada umumnya isolasi kertas yang dicelup minyak dapat mencapai umur 30 tahun tanpa perawatan, murah biayanya dan mudah memasangnya.

b) ISOLASI SINTETIS XLPE
XLPE (Polyethylene rantai silang)memiliki suhu kerja kontinu 900C (700C untuk kabel berisolasi kertas 11kV yang diletakkan lansung), 1300C dalam keadaan darurat dan 2500C pada keadaan hubung singkat. Diatas 1100C isolasi akan melunak (tetapi tidak akan meleleh) dan mulai menyala pada suhu 3000C.
Konduktivitas termal 0,25W/cm lebih baik dari pada kertas yang hanya 0,18W/cm sehingga pada penghantar yang naik suhu kerjanya, kemampuan penyaluran listriknya bahkan lebih tinggi, bersamaan dengan membaiknya kemampuan memancarkan panas (pada ukuran penghantar yang sama kemampuannya 20% lebih tinggi dari pada kabel berisolasi kertas dan PVC).
Penggunaan kabel berisolasi XLPE sampai dengan tegangan 275 kV, Kabel berisolasi XLPE sebagian besar untuk tegangan 11, 22, dan 33 kV.

4. 3. PENYAMBUNGAN KABEL/MOVE
Keterandalan keseluruhan system distribusi tergantung pada mata rantai terlemah, ialah penyambung. Penyambung dinyatakan sebagai titik terlemah karena itu alat-alat penyambung dan teknik-tekniknya berperan penting dan kritis walaupun nilainya paling kecil dari seluruh modal.
1) Jenis –jenis Penyambung
a. Kotak ahir pasangan luar (11kV)
b. Penyambung ahir pasangan luar (11kV)
c. Ahiran pasangan dalam
d. Penyambung T tegangan rendah
2) Perlengkapan Sistem
Berbagai jenis perlengkapan kabel adalah sebagai berikut :
a. Kotak besi tuang model biasa dengan system pengisian aspal tuang panas
b. Sistem resin tuangan dingin
c. Perlengkapan yang dapat mengerut karena panas
d. Teknik-teknik pencabangan
e. Perlengkapan jenis cangkok pracetak

4. 4. PEMASANGAN TERMINATING KABEL
Pemasangan SKTM 3x150 mm panjang 40 meter yang akan dipasang, sebelum kabel dipotong untuk keperluan j terminating terlebih dahulu harus diukur potongan kabel tersebut sesuai dengan standart, untuk pekerjaan tersebut setelah diukur dengan benar maka pelaksanaan pemasangan (seperti konstruksi pada lampiran gambar) sedangkan untuk kabel yang terletak pada tiang beton dilengkapai UNP atau L untuk dudukan kabel dan di klem lengkap mur dan baut, ukuran klem disesuaikan dengan penampang kabel sedangkan untuk pemasangan kabel yang tidak menggunakan kabel rak penahan, penggalian tanahnya dengan ukuran 40 x 80 Cm untuk pemasangan dan penanaman kabel sebelum kabel digelar terlebih dahulu lubang galian diurug dengan pasir setebal 10 Cm setelah itu kabel digelar lalu dipasang papan ulin tebal minimal 2,5 cm untuk pelindung kabel setelah itu diurug dengan tanah urug dan dipadatkan sampai betul-betul padat dan rata .
Pemasangan pipa pelindung kabel, pipa yang digunakan untuk pelindung kabel pipa galvanis dan rangka dudukan pipa dibuat dari besi siku 50.50.5 serta mof kabel ke tiang menggunakan cable band+nut & washer sedangkan pemasangannya mengikuti konstruksi yang ada. Pemasangan terminating kabel yang digunakan terminating kabel 3 M atau Raychem Out Door (OD), sedangkan untuk teminating didalan gardu menggunakan terminating type Indoor.
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu pelaksana, bersihkan kabel yang akan diterminasi dari kotoran yang menempel dengan cairan pembersih. Kupas jaket kabel sepanjang 780 mm untuk pasangan luar atau 630 mm untuk pasangan dalam dan ditambah panjang lubang sepatu kabel.
Potong perisai kabel (pita baja galvanis) secara melingkar dengan jarak 20 mm dari ujung kabel dan buang ujungnya lalu ikat secara rapi mengunakan kawat. Potong selubung dalam secara melingkar dengan jarak 10 mm dari ujung perisai pita baja dan pisahkan masing-masing ujung inti kabel.

4.6.2. Langkah-Langkah Pemasangan Terminating
a. Pemasangan Braid Pentanahan
Pasangkan kawat braid pentanahan dengan cara menyolderkan pada setiap screen tembaga kabel dapat dilihat pada Gambar 4.12










Gambar 4.12
Pemasangan Braid Pentanahan

b. Pemasangan Lapisan semi Konduktip
Lilitkan pita lapisan konduktip secukupnya tupang tindih selebar 50 % dengan cara menarik pita tersebut. Dimulai dari bagian screen tembaga kabel sepanjang sepanjang 20 cm, menuju ujung potongan semi konduktip kabel, dan berakhir pada jarak 10 mm pada bagian isolasi kabel seperti pada Gambar 4.13.




















Gambar 4.13
Pemasangan Lapisan semi Konduktip

c. Pemasangan Pita PVC Adhesivef.:
Lilitkan satu kali pita PVC ahesif, pada screen tembaga kabel, dimulai dari kabel menuju ketiga ujung potongan screen tembaga kabel seperti pada Gambar 4.14.




















Gambar 4.14
Pemasangan Pita PVC Adhesivef.
d. Persiapan Pemasangan Komponen
Lilitkan satu pita PVC adhesive pada konduktor dimulai dari pangkal bagian conus menuju ujung konduktor kabel dapat dilihat pada Gambar 4.15.

















Gambar 4.15
Persiapan Pemasangan Komponen


e. Pemasangan Mastik Penyekat Air
Lilitkan mastik hitam cukup selapis mengelilingi braid dengan jarak 10 mm dari ujung potongan jaket kabel ,kemudian lilitkan kembali mastik hitam dimulai yang pertama. Buatlah lilitan sedemikian rupa hinga membentuk permukaan yang merata untuk memudahkan pemasangan celana kabel seperti pada gambar 4.16.
















Gambar 4.16
Pemasangan Mastik Penyekat Air
f. Penggunaan Minyak Grease
Oleskan minyak grease dimulai dari ujung konduktor, keseluruh bagian kabel yang akan diterminasikan seperti pada gambar 4.17



















Gambar 4.17
Penggunaan Minyak Grease

f. Pemasangan Celana Kabel
Lipatkan keluar bagian pangkal celana kabel sepanjang20 mm,kemudian oleskan oleskan minyak grease secukupnya pada bagian dalam celanakabel. Ratakan dengan dengan cara meremas/memijit dari bagian luarnya, masukan celana kabel tersebut dengan cara memegang cukup kuata bagian jari-jari celana kabel dan tekan kebawah hingga menutupi bagian bawah lilitan mastik hitam seperti terlihat pada gambar 4.18















Gambar 4.18
Pemasangan Celana Kabel
h. Pemasangan selonsong isolasi
Lipat kedua selonsong isolasi masing-masing 20 mm, kemudian oleskan minyak grease pada bagian sama seperti pada keterangan sebelumnya ,lalu masukan selonsong isolasi tersebut dengan cara menarik kebawah hinga menutupi bagian bawah lilitan mastik hitam seperti pada gambar 4.19.


















Gambar 4.19
Pemasangan selonsong isolasi
i. Pemasangan Pengendali Stress
Oleskan minyak grease pada bagian dalam komponen pengendali stress ,kemudian ratakan dengan cara yang sama seperti komponen diatas. Masukan komponen tersebut pada masing-masing phasa dengan cara memegang pada bagian lehernya, tarik kebawah hingga menutupi sepanjang 20 mm pita lapisan semi konduktip.



















Gambar 4.20
Pemasangan Pengendali Stress

j. Pemasangan sirip Terminal
Oleskan minyak grease pada baian dalam sirip terminal . proses perataan dilakukan sama seperti pada komponen sebelumnya . Masukan sirip tersebut sebanyak : 2 buah untuk tegangan 15 KV, dan 5 buah untuk tegangan 24 KV dengan cara memegang pada bagian lehernya ,kemdian tarik kebawah hingga menutupi komponen
















Gambar 4.21
Pemasangan sirip Terminal

k. Pemasangan terminal Lug
Buka lilitan pita PVC pada konduktor kemdian masukan terminal lug dan dipress sempurna . Hilangkan dan ratakan bagian yang tajam akibat pengepresan.


















Gambar 4.22
Pemasangan terminal Lug

k. Pemasangan Kembali Penyekat air :
Lilitkan kembali mastik hitam pada celah-celah konduktor dan terminal lug yang terpasang , kemudian lilitkan satu kali pita PVC adhesif diatas lilitan mmastik hitam.




















Gambar 4.23
Pemasangan Kembali Penyekat air


l. Pemasangan akhir
Tarik kembali sirip terminal bagian akhir, hingga mentupi keseluruhan lilitan lilitan pita PVC adhesif. tur kembali posisi dari sirip terminal secara keseluruhan ,hingga kedudukannya tumpang tindih masing-masing 10 mm dibagian atas leher sirip terminal Bersihkan seluruh permukaan terminal dari sisa-sisa minyak grease yang tersisa , lakukan dengan lapbersih dan kering.















Gambar 4.24
Pemasangan akhir























Gambar 4.25
Pemasangan kabel dan terminating pada tiang

5. LIGHTNING ARRESTER
Lightning Arrester disingkat arrester, adalah alat pelindung bagi peralatan system tenaga listrik terhadap gangguan surja petir. Arrester akan berlaku sebagai jalan pintas (by pass) sekitar isolasi, arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat/petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Jalan pintas itu harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran arus daya system 50Hz. Jadi pada kerja normal arrester berlaku sebagai isolator dan bila timbul surja dia berlaku sebagai konduktor, sehingga akan melewatkan aliran arus yang tinggi. Setelah surja hilang, arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator, sehingga pemutus daya tidak sempat membuka.

5. 1. Arrester Katup
Arrester katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier, lihat gambar 2.3-1
Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri. Apabila sela seri tembus saat datangnya surja yang cukup tinggi, alat tersebut menjadi penghantar

Sela seri tidak dapat memutuskan arus susulan. Dalam hal ini sela seri dibantu dengan tahanan non linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus besar dan tahanan besar untuk arus susulan dari frekuensi dasar.



Arrester katup ini dibagi tiga type yaitu :
a) Type station
Arrester katup type stasion adalah yang paling efisien dan juga mahal. Pemakaiannya secara umum pada gardu besar, dan juaga digunakan untuk melindungi alat-alat yang mahal seperti transformator daya untuk tegangan mulai dari 2,4 kV sampai dengan 287 kV dan lebih tinggi lagi.
b) Type line
Type ini lebih murah dibandingkan jenis pertama. Arrester jenis ini pada gardu untuk melindungi peralatan-peralatan yang kurang penting, atau ditempatkan pada ujung saluran dengan tegangan mulai 15 kV sampai 69 kV.

c) Type station untuk mesin-mesin
Type ini khusus dipakai untuk melindungi mesin-mesin berputar. Pemakaiannya untuk tegangan 2,4 kV sampai 15 kV.

5. 2. BAGIAN-BAGIAN PENTING ARRESTER KATUP
Bagian-bagian penting arrester katup pada prinsipnya terdiri dari :
a) Elektroda
Elektroda adalah suatu terminal dari arrester yang dihubungkan dengan bagian atas (jaringan suplai), dan elektroda bagian bawah dihubungkan dengan tanah (melalui grounding).
b) Sela Percikan
Apabila pada arrester yang dipasang terjadi tegangan lebih yang diakibatkan oleh surja petir ataupun surja hubung, maka pada sela percik akan terjadi loncatan bunga api. Pada beberapa arrester busur api yang terjadi akan ditiup oleh tekanan gas yang ditimbulkan oleh tabung fiber yang terbakar.
c) Tahanan Katup
Tahanan katup yang digunakan dalam arrester adalah suatu jenis material yang sifat tahanannya dapat berubah bila mendapatkan perubahan tegangan.

5. 3. PRINSIP KERJA ARRESTER
Pada arrester katup terdapat sela seri yang bertindak sebagai sakelar yang tertutup bila ada percikan api akibat tegangan yang cukup tinggi, lihat gambar 2.3-1. Sela seri juga harus membuka kembali hubungan itu dengan memutuskan arus sususlan (Follow current), sesudah pembatasan tegangan surja berlalu. Sela seri biasanya dibuat dengan karakteristik impuls seperti sela bola.
Untuk memadamkan busur api, digunakan tahanan katup yang mempunyai sifat tak linier seperti terlihat pada gambar 2.3-2. Bila tahanan mempunyai nilai konstan , maka jatuh tegangan menjadi besar sekali sehingga pengaman tegangan lebih tidak tercapai. Dengan digunakannya tahanan tidak linier, dimana tahanan turun dengan cepat bila tegangan naik. Proses penurunan berlangsung cepat sekali selama tegangan lebih mencapai puncaknya. Tegangan lebih dalam hal ini menyebabkan penurunan drastic dari tahanan sehingga tegangan jatuh dibatasi meskipun arusnya besar.

5. 4. KARAKTERISTIK ARRESTER
Agar pemakaian effektif, maka karakteristik-karakteristik yang perlu diketahui dengan jelas adalah sebagai berikut :
a. Rating Tegangan
Arrester adalah sebuah peralatan tegangan yang mempunyai dasar tegangan, maka tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi kemampuannya baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan hubung singkat, sebab arrester didalam fungsinya harus menanggung tegangan system normal dan tegangan lebih transient 50 Hz.
b. Pembatas Tegangan Impuls
Adalah harga yang dapat ditahannya pada terminal bila menyalurkan arus tertentu, harga ini berubah dengan besaran arus.
c. Kemampuan Thermis
Yaitu kemampuan untuk melakukan arus surja yang waktunya lama atau terjadi berulang-ulang misalnya surja hubung, tanpa menaikkan suhunya. Kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sampai mencapai 65.000 – 100.000 Ampere.

5. 5. TEGANGAN SISTEM
Yang dimaksud dengan tegangan system ialah tegangan tertinggi yang mungkin timbul pada penghantar/kawat. Tegangan tertinggi ini timbul pada waktu gangguan kawat ketanah. Tegangan tertinggi juga tergantung pada metoda pentanahan system. Tegangan system maksimum ketanah biasanya diambil 110% dari tegangan jala-jala.

Tabel 2.1. Pengenal Arrester dan Tegangn Sistem
No Pengenal tegangan Arrester Tegangan maksimum system tiga fasa
(pada system yang dtanahkan)
Volt rms
1 175 220
2 650 650
3 1.000 1.000
4 3.000 3.750
5 6.000 7.500
6 9.000 11.250
7 12.000 15.000
8 15.000 18.000
kV rms
1 20 25
2 25 30
3 30 37
4 37 46
5 40 50
6 50 60
7 60 73
8 73 90
9 97 121
10 109 136
11 121 150
12 145 180
13 169 200
14 195 245
15 242 300



5. 6. Menentukan Jarak Maksimum Arrester dan Transformator
Untuk menghubungkan jaringan tegangan menengah (JTM) dengan transformator distribusi yang diamankan dengan peralatan Arrester dapat dilakukan dengan secara langsung atau melalui sepotong kabel.
a. Sambungan Transformator dengan Kawat
Dalam hal ini arrester harus ditempatkan sedekat mungkin dengan transformator dihubungkan dengan saluran udara, dimana jarak maksimum sambungan antara arrester dengan transformator, dan dianggap sebagai jepitan terbuka.




Dari gambar 2.3-3 :
Ea = tegangan percik arrester
Ep = tegangan pada jepitan transformator
A = de/dt = kecuraman gelombang datang, dianggap konstan
S = jarak antara arrester dan transformator
V = kecepatan merambat gelombang

Untuk analisa, transformator dianggap sebagai jepitan terbuka, yaitu keadaan yang sangat berbahaya. Dimana koefisien terusan sama dengan 2.
Apabila gelombang mencapai transformator, terjadi pantulan total, dan gelombang ini kembali kekawat dengan polaritas yang sama. Waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk merambat kembali ke arrester = 2 S/V.
Bila arrester mulai memercik (spark over) tegangan jepit arrester :

Bila waktu percik arrester ts0, dihitung mulai gelombang itu pertama kali sampai ke arrester, maka persamaan (1) menjadi :

Setelah arrester memercik ia berlaku sebagai jepitan hubung singkat, dan menghasilkan gelombang sebesar :

Agar dari arrester supaya tegangannya tetap Ea. Gelombang negative ini yang merambat ke transformator, dan setelah pantulan pertama pada transformator terjadi, jumlah tegangannya menajdi :


Atau

Dan harga maksimum Ep = 2Ea

b. Sambungan Transformator dengan Kabel
Untuk menghubungkan transformator distribusi ke jaringan tegangan menengah dengan sepotong kabel. Jika pemasangan melalui sepotong kabel maka arrester ditempatkan pada jarak tertentu ke titik sambungan. Hal ini seperti terlihat pada gambar 2.3.4 berikut.
Studi-studi telah dilakukan oleh Witzke dan Bliss, untuk menyelidiki perlindungan kabel terhadap surja. Hasil-hasil dari studi tersebut antara lain diberikan dalam table 2.2.







Untuk perlindungan terhadap gelombang surja ini perlu dibedakan anatara peralatan. Jadi peralatan dibagi dalam 2 kelas, yaitu :
Kela I ; Peralatan Switchgear, transformator distribusi jenis kering
dan transformator daya.
Kelas II : Transformator berisolasi minyak dan transformator
Pengukuran jenis kering dan yang di isi sesuatu cairan
Tabel 2.2.A Panjang maksimum yang disarankan untuk peralatan kelas I
N0 Tingkat isolasi dasar Peralatan (kV) Pengenal tegangan arrester (kV) Panjang kabel maks. Arrester jenis gardu (kaki)
1 45 3 NL
2 60
3
6 NL
NL
3 75 3
6
9 NL
NL
68
4 95 6
9
12
15 NL
NL
76
30
5 110 9
12
15 NL
NL
70
6 150 20
25 94
30
7 200 30
37 74
S
Catatan :
NL = tidak ada batas panjang kabel
S = panjang kabel terlalu pendek untuk diperhitungkan

Tabel 2.2.B Panjang maksimum yang disarankan untuk peralatan kelas II
N0 Tingkat isolasi dasar Peralatan (kV) Pengenal tegangan arrester (kV) Panjang kabel maks. Arrester jenis gardu (kaki)
1 60
3
6 NL
NL
3 75 3
6
9 NL
NL
NL
4 95 6
9
12
15 NL
NL
NL
80
5 110 9
12
15 NL
NL
NL
6 150 20
25 NL
90
7 200 30
37 150
64

Perlindungan untuk peralatan kelas I terbatas pada TID peralatan, sedang peralatan kelas II dapat menahan surja yang melampaui TID kabel untuk suatu saat yang pendek.
Tabel 2.2. A. dan 2.2.B. memberikan panjang kabel maksimum yang diperbolehkan untuk peralatan kelas I dan II dengan TID antara 45 sampai 200 kV.

5. 7. Technical Data Arrester
Data teknis lightning arrester yang perlu dicantumkan sebagai contoh antara lain sebagai berikut :
Merk : BBC Brown Boveri
Type : HML 20 kV
Rating tegangan : 24 kV
Kelas : 10 kA
BIL/TID : 150 kV










6. CUT OUT FUSE
Sebagai pengaman terhadap arus lebih pada jaringan digunakan Fuse Cut Out. Arus lebih yang terjadi pada jaringan lebih disebabkan karena adanya gangguan hubung singkat antar fasa.
6. 1. Bagian-Bagian Fuse Cut Out
Bagian-bagian fuse cut out tipe open link antara lain sebagai berikut :
1. Line terminal
2. Mounting bracket
3. Porcelin support
4. Fuse holder (didalamnya terdapat fuse link)
Cut out ini bekerja atas dasar expultion, terdapat tube untuk membatasi pembusuran dengan suatu de-ionizing fiber line dan fuse link. Untuk memutuskan arus gangguan, fiber liner dipanasi bilamana fusible element dari fuse link melebur dan memancarkan gas de-ionizing, yang mana berkumpul didalam tube.

6. 2. Pemilihan Fuse Cut Out
Penggunaan cut out tergantung pada arus beban, tegangan system, tipe sistm, dan arus gangguan yang mungkin terjadi. Ke empat factor diatas ditentukan dari tiga buah rating cut out yaitu :
1. Arus kontinyu
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya akan sama dengan atau lebih besar dari arus beban kontinyu maksimum yang diinginkan akan ditanggung
2. Tegangan
Yaitu tegangan system fasa ke fasa 50Hz
3. Kapasitas pemutusan
Rating pemutusan simetri dari fuse akan sama atau lebih besar dari arus gangguan maksimum yang diperkirakan/diperhitungkan terjadi pada sisi beban dari fuse.

6. 3. Technical Data Fuse Cut Out
Merk : BBC Brown Boveri
Type : HML 20 kV
Rating tegangan : 20 kV
Rating arus : 25 A
Kelas : 10 kA
BIL/TID : 150 kV










7. MEDIUM VOLTAGE - MAIN DISTRIBUTION PANEL
( CUBICLE TEGANGAN MENENGAH)
Cubicle merupakan panel tegangan menengah yang berdiri sendiri-sendiri. Untuk membentuk satu unit rangkaian Cubicle tegangan menengah akan terdiri dari :
a) Cubicle Incoming
b) Cubicle Metering
c) Cubicle Outgoing



Peralaan utama dari cubicle incoming dan outgoing adalah Pemutus Daya, sedangkan peralatan utama pada cubicle metering terdiri dari Potencial Transformer (PT) dan Current Transformer (CT).


8. PEMUTUS DAYA TEGANGAN MENENGAH (Circuit Breaker/CB)
Salah satu komponen pada system proteksi adalah pemutus daya, peranan pemutus daya sebagai peralatan proteksi yaitu untuk mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan system dan mempertahankan kesetabilan system ketika terjadi gangguan, sehingga kontinuitas pelayanan dapat dipertahankan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus daya agar dapat memenuhi unsure pengamanan adalah sebagai berikut :
1) Mampu menyalurkan arus maksimum system secara kontinu.
2) Mampu memutuskan dan menutup rangkaian dalam keadaan berbeban maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu sendiri.
3) Dapat memutus arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi, agar arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan system.

8. 1. Jenis Pemutus Daya
Pemutus daya tegangan menengah yang ada sekarang ini terdiri dari beberapa jenis :
1) Pemutus daya minyak ( Oil Circuit Breaker/OCB)
Saat kontak dipisahkan, busur api akan terjadi di dalam minyak, sehingga minyak menguap dan menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur api. Minyak yang berada di antara kontak sangat efektif memutuskan arus. Kelemahannya adalah minyak mudah terbakar dan kekentalan minyak memperlambat pemisahan kontak, sehingga tidak cocok untuk system yang membutuhkan pemutusan arus yang cepat.

2) Pemutus daya udara tekan ( Air-Blast Circuit Breaker/ACB)
Saat busur api timbul, udara bertekanan tinggi ditiupkan untuk mendinginkan busur api dan mengingkirkan partikel bermuatan dari sela kontak. Pemutus daya jenis ini mampu memutus arus sampai 40 kA pada rangkaian AC dan bertegangan sampai 765 kV.
3) Pemutus daya vakum (Vacuum Circuit Breaker/VCB)
Jika kontak dibuka, dengan tidak adanya media molekul udara sehingga tidak terjadi penambahan electron bebas yang dapat mengawali pembentukan busur api, dengan kata lain bususr api segera dapat dipadamkan.

4) Pemutus daya SF6 (Gas Circuit Breaker/GCB)
Jika kontak dibuka akan terjadi busur api, gas bertekanan tinggi ditiupkan untuk mendinginkan busur api dan mengingkirkan partikel bermuatan dari sela kontak. Pemutus daya jenis ini mampu memutus arus sampai 40 kA pada rangkaian AC dan bertegangan sampai 765 kV.
Contoh gambar dapat dilihat dengan menggunakan gas SF6.

IEC SF6 Mechanical Circuit Breaker HD4/R




8. 2. Kemampuan Arus Pemutus Daya
Kemampuan arus suatu pemutus daya dinyatakan dalam dua besaran yaitu :
a) Kemampuan pemutusan arus (Interrupting duty), yaitu harga efektif arus hubung singkat simetri tertinggi yang dapat diputuskan pemutus daya tanpa menimbulkan kerusakan pada kontak pemutus daya.
b) Kemampuan arus sesaat (Momentary duty), yaitu harga efektif arus hubung singkat asimetri tertinggi yang dapat ditanggung pemutus daya tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya.
Kedua kemampuan arus di atas ditetapkan dengan menghitung terlebih dulu harga efektif arus hubung singkat simetri (I’hs) dan asimetri (I”hs).
Secara umum kemampuan arus sesaat adalah :
Im = 1,6 x I”hs
Sedangkan untuk tegangan dibawah 500 Volt, adalah : Im = 1,5 x I”hs
Kapasitas daya sesaat pemutus daya adalah :
Sm = Vpf x Im
Dimana : Vpf = tegangan fasa ke fasa system sebelum hubung singkat

Kemampuan pemutusan arus pemutus daya adalah :
Ip = K x I’hs
K adalah factor pengali untuk perioda waktu kecepatan membuka kontak pemutus daya.






Tabel 2.4. Faktor K Berbagai Pemutus Daya

Jenis Pemutus Daya Perioda Waktu Pembukaan (Cycle) Faktor K
Umum 8
5
3
2 1,0
1,1
1,2
1,4
Pemutus daya yang dipasang diterminal generator dimana tingkat hubung singkat > 500 MVA
8
5
3
2
1,1
1,2
1,3
1,5


9. Low Voltage Main Distribution Panel (LV-MDP)
Panel utama distribusi tegangan rendah, merupakan tempat terjadinya hubungan atau connection antara beban dengan sumber aliran dengan perantara kabel penghantar dan yang dapat diputuskan dengan cara menempatkan pengaman/pemutus daya.
Panel
LV Distribution Panel and Motor Control Center (MCC), in-circuit-breaker design,up to 6,000 A bus bar current.
With PROFIBUS DP communication-capable circuit-breaker.








10. PEMUTUS DAYA TEGANGAN RENDAH
Pemutus daya adalah suatu peralatan proteksi yang dugunakan sebagai pengaman pada sistem instalasi, peranan pemutus daya sebagai peralatan proteksi yaitu untuk mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan system dan mempertahankan kesetabilan system ketika terjadi gangguan, sehingga kontinuitas pelayanan dapat dipertahankan.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus daya agar dapat memenuhi unsure pengamanan adalah sebagai berikut :
1) Mampu menyalurkan arus maksimum system secara kontinu.
2) Mampu memutuskan dan menutup rangkaian dalam keadaan berbeban maupun terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu sendiri.
3) Dapat memutus arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi, agar arus hubung singkat tidak sampai merusak peralatan system.

DESCRIPTION OF THE MCCB

Features
1 BMC material for base and cover 2 Arc chute 3 Mounting for ST or UVT connection block
4 Trip-free mechanism 5 Moving contacts 6 Clear and IEC-compliant markings
7 Magnetic trip unit 8 Thermal trip unit 9 Compact size
Blog ini saya buat hanya untuk mnyelesaikan masalah anda dalam masalah - masalah kelistrikan....

Share